AI (Artificial Intelligence/ Kecerdasan Buatan) & Expert System
A. Definisi
AI (Artificial Intelligence/ Kecerdasan Buatan)
Artificial intelligence
adalah sebuah rancangan program yang memungkinkan komputer melakukan suatu
tugas atau mengambil keputusan dengan meniru suatu cara berpikir dan penalaran
manusia. Adapun beberapa definisi
artificial intelligence adalah sebagai berikut :
Menurut
Jogiyanto (2002) “Artificial Intelligence didefinisikan sebagai suatu mesin atau
alat pintar (biasanya adalah komputer) yang dapat melakukan suatu tugas yang
bilamana tugas tersebut dilakukan oleh manusia akan dibutuhkan suatu kepintaran
untuk melakukannya”.
Menurut Kusrini
(2006) “Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin
(komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh
manusia”.
Menurut Sari
(2008) “Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan
komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia”.
EXPERT SYSTEM
Sistem pakar
(expert system) adalah suatu sistem komputer berbasis pengetahuan yang menyamai
kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar. Adapun beberapa definisi tentang sistem pakar (expert system) lainnya, adalah sebagai berikut :
Menurut
Kusrini (2006) “Sistem pakar adalah suatu sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli”.
Menurut Muhammad
(2005) “Sistem pakar adalah salah satu cabang dari artificial intelligence yang
membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah
tingkat manusia yang pakar”.
Sistem pakar telah
dibuat untuk memecahkan masalah-masalah dalam berbagai bidang,
antara lain matematika, teknik, kedokteran, ilmu komputer, sampai bidang
hukum. Walaupun sistem pakar sebagai
sistem komputer yang dalam berbagai hal bekerjanya jauh lebih baik dari manusia atau ahli, tetapi kita tidak bisa menghilangkan begitu
saja faktor manusia dan digantikan oleh sistem komputer, karena pada banyak situasi
keahlian manusia tetap dibutuhkan, sebab
kemampuan komputer terbatas.
B. Sejarah
Kecerdasan
buatan merupakan bidang ilmu komputer yang sangat penting di era kini dan masa
akan datang untuk mewujudkan sistem komputer yang cerdas. Kata “intelligence”
berasal dari bahasa Latin “intelligo” yang berarti “saya paham”. Arti dasar dari intelligence ialah kemampuan
untuk memahami dan melakukan aksi.
Sebenarnya, area Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) atau
disingkat dengan AI, bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940-an,
meskipun sejarah perkembangannya dapat dilacak sejak zaman Mesir kuno. AI dapat
didefinisikan sebagai suatu kajian yang mencoba untuk mengaplikasikan kemampuan
manusia dalam memecahkan permasalah kedalam komputer sehingga komputer dapat
melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Pada masa ini,
perhatian difokuskan pada kemampuan komputer mengerjakan sesuatu yang dapat
dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, komputer tersebut dapat meniru kemampuan
kecerdasan dan perilaku manusia.
McMulloh dan Pitts pada tahun 1943 mengusulkan
model matematis bernama perceptron dari neuron di dalam otak. Mereka juga menunjukkan bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar
on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda
terhadap waktu dari input yang diberikan.
Sumbangan terbesar di bidang AI diawali pada paper Alan Turing, pada
tahun 1950 yang mencoba menjawab
“Dapatkah computer berfikir” dengan menciptakan mesin Turing. Paper Alan Turing pada tahun 1950 berjudul
“Computing Machineri and Intelligence” mendiskusikan syarat sebuah mesin
dianggap cerdas. Dia beranggapan bahwa jika mesin dapat dengan sukses
berprilaku seperti manusia, kita dapat menganggapnya cerdas.
Pada akhir 1955, Newell dan Simon
mengembangkan The Logic Theorist,
program AI pertama. Program ini merepresentasikan masalah sebagai model pohon, lalu
penyelesaiannya dengan memilih cabang
yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar. Program ini berdampak besar dan
menjadi batu loncatan penting dalam mengembangkan bidang AI. Pada tahun 1956
John McCarthy dari Massacuhetts
Institute of Technology dianggap sebagai bapak AI, menyelenggarakan konferensi
untuk menarik para ahli komputer bertemu, dengan nama kegiatan “The Dartmouth summer research
project on artificial intelligence.” Konferensi Dartmouth itu mempertemukan para pendiri dalam AI, dan
bertugas untuk meletakkan dasar bagi masa depan
pemgembangan dan penelitian AI.
John McCarthy di saat itu mengusulkan
definisi AI adalah “AI merupakan cabang dari ilmu komputer yang berfokus pada
pengembangan komputer untuk dapat memiliki kemampuan dan berprilaku
seperti manusia”.
Pada
tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai dikusi bagaimana komputer dapat
meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak manusia, dimana saat itu dapat
dikategorikan sebagai “classical AI”. Pada tahun 1980, dimana computer yang
semakin mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah menjadikan berbagai riset
di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat pesat pada berbagai universitas.
Berikut sejarah perkembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
- Tahun 1206, robot humanoid pertama karya Al-Jazari
- Tahun 1796, boneka penuang the dari jepang bernama Karakuri
- Tahun 1941, komputer elektronik pertama
- Tahun 1949, komputer dengan program tersimpan pertama
- Tahun 1956, kelahiran dari Artificial Intelligence pada Dartmouth conference
- Tahun 1958, bahasa LISP dibuat
- Tahun 1963, penelitian intensif departemen pertahanan Amerika
- Tahun 1970, sistem pakar pertama diperkenalkan secara luas
- Tahun 1972, bahasa Prolog diciptakan
- Tahun 1986, perangkat berbasis AI dijual luas mencapai $425 juta
- Tahun 1994, AC berbasis Neuro fuzzy dijual
- Tahun 2010, sistem kecerdasan buatan untuk Pesawat komersial BOEING 900-ER ramai digunakan
- Tahun 2011, service robot untuk restoran berhasil dibuat di Indonesia
- Tahun 2012, sistem pakar troubleshooting komputer berbasis Fuzzy dan Self Learning
- Tahun 2012, sistem immune pada deteksi spam diciptakan
C. Hubungan AI & Kognisi Manusia
Menurut
Turban pada tahun 1995, Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan
seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu.
Permasalahan yabng di tanganin seorang pakar jelas bukan hanya alogaritma,
namun lebih dari itu seorang pakar biasanya menyelesaikan masalah yang lebih
rumit dan pemahamannya sulit utuk di pahami. Sistem pakar juga demikian, bukan
hanya berisi alogaritma namun juga pengetahuan dan aturan.
Sistem
pakar biasanya sering digunakan dalam bidang ekonomi, kepentingan bisnis,
keungan, tegnologi dan kedokteran. Pada dasarnya sistem pakar di terapkan untuk
mendukung aktivitas pemecahan masalah. Ternyata banyak aktivitas pemecahan
masalah yang dilakuakn sistem pakar diantaranya decicion makning (pembuat
keputusan), knowledge fusing (pemaduan pengetahuan), designing (mendisain),
planning (perencanaan), forecasting (perakitan), regulating (pengaturan),
controlling(pengendalian), diagnosing (mendiagnosa), prescribing (perumusan),
explaining (penjelasan), adbvising (pemberian nasihat), dan tutoring
(pelatihan). Selain itu sistem pakar juga bisa menjadi asistem seorang pakar
(atau saingan).
D. EXPERT SYTEM
Eliza, Parry
dan Nettalk adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan sebuah
program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual
dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot
dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang
dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal,
atau diskusi informasi, dengan begitu hal ini dapat dilihat bahwa fungsi
program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent). Berikut ini
adalah penjelasan dari ELIZA, PARRY, dan NET TALK :
ELIZA
Program yang
dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui
pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia
nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara
seorang psikolog dan pasiennya yang dimana Eliza berperan sebagai psikoterapis
dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya. Kunci metode
operasional Eliza melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat
input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau diprogram, yang
dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna.
PARRY
dibuat pada
tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas Stanford. Parry
bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental paranoid yang
serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophrenia
paranoid berdasarkan konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang
konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan
strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program lanjutan dari Eliza.
NETTALK
NETtalk
program ini jenisnya cukup bebeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron,
sehingga dinamakan NETtalk. Program ini
dikembankan oleh Sejnowki disekolah medis Harvard dan Rosenberg di universitas
Princeton. Dalam program ini , NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras.
Kelebihan Sistem Pakar
Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan
adanya sistem pakar, antara lain :
- Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
- Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
- Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
- Meningkatkan output dan produktivitas.
- Meningkatkan kualitas.
- Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
- Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
- Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
- Memiliki reliabilitas.
- Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
- Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
- Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
- Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
Kelemahan Sistem Pakar
- Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya relatif mahal karena diperlukan banyak data.
- Perlu admin khusus yang selalu update informasi dalam bidang yang sesuai dengan sistem pakar.
- Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan perangkat lunak konvensional.
- Susah dikembangkan.
- Membutuhkan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA :
Achmad, B. (2006). Diktat mata kuliah: kecerdasan buatan.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Jogiyanto Hartono. (2002). Pengenalan Komputer, Andi,
Yogyakarta
Kusrini. (2006),
Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi, Yogyakarta
Muhammad Arhami.(2005), Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta.
Sari Iswanti., Sri Hartati.(2008). Sistem Pakar & Pengembangannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.