Psikologi & Internet dalam Lingkup Interpersonal
NAMA :Sarah Dewi Uli Pasaribu(17515854)
KELAS: 2PA11
KELAS: 2PA11
Psikologi & Internet dalam Lingkup Interpersonal
A.Aspek Psikologis dan Individu Pengguna Internet
Banyak sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui
internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan
individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang
sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat
ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter,
Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang
yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk mendaftrakan
diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial. Antaralain
faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk
menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri. Dimana seseorang
ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh orang lain siapa
dia sebenarnya.
Karakteristik
seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia
berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya
sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara,
namun lain halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah
bergaul dan asik untuk diajak bebicara.
Dalam
jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan dan
analisa yang telah dilakukan serta sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian,
maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji
korelasi dan regresi diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan
atau pengaruh yang signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning
terhadap Prestasi belajar mahasiswa.
Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak
terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2. Pengaruh secara parsial
dari variabel pemanfaatan e-learning dengan
kemampuan pemahaman mahasiswa berdasarkan uji yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan
secara sendiri-sendiri atau parsial terdapat pengaruh pemanfaatan
e-learning terhadap kemampuan pemahaman
mahasiswa.
3. Hasil pengujian
regresi yang dilakukan secara bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil
bahwa Pengaruh secara bersama dari variabel pemanfaatan e-learning dengan Prestasi
belajar mahasiswa dan kemampuan pemahaman Mahasiswa menunjukkan pengaruh
yang signifikan dan positif.
Dalam Jurnal Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan
Remaja di Perkotaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur
Qomariyah, mengenai perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja di
perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Yaitu :
Pertama,
usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah 12
tahun. Rata-rata saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana
tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari sumber
atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa menggunakan
internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan
bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali
berinternet bagi mereka, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas intenet
tertentu yang lebih bersifat kesenangan (seperti: chatting, bermain game
online, membuat account di salah satu situs social networking atau bahkan
mengunjungi situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan
akademis yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium
komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi
remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah cenderung lebih sering
dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan
remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat lainnya, seperti:
warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan
menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang sering
mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna
internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja
di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi
area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per
bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet
dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa
pada umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna internet yang
menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan
remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan,
yaitu informasi(information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun
activities), komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).
B.Aspek Demografi dari Individu Pengguna Internet
Situs
jejaring social memiliki beragam fitus teknis. Namun pada umunya, mereka memuat
dan memperlihatkan profil penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan
pengguna dalam system tersebut. Umumnya profil disusun berdasarkan pernyataan
yang mengacu pada usia, gender, lokasi, dan “tentang saya”. Biasanya pengguna
dapat mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau foto profil yang diunggah
pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan diri kepada dunia maya
tentang siapa dan bagaimana tentang dirinya.
Berangkat dari studi mengenai komunikasi interpersonal dan
media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam
penggunaan internet, yaitu:
1. Kegunaan interpersonal
2. Mengisi waktu luang
3. Pencarian informasi
4. Kemudahan/kenyamanan
5. Hiburan
Diseluruh
di dunia, terutama di Indonesia, usia muda adalah usia yang banyak menggunkana
internet dan banyak menghabiskan waktu didunia maya dan bersosialisaisi
dijejaring sosial seperti facebook, twitter ataupun jaringan sosial yang lain.
Pemasar yang ingin memasarkan barang produksi untuk kaula muda dapat
memanfaatkan social media sebagai sarana promosi yang sangat ampuh. Contohnnya
situs http://www.tokobagus.com/ yang dimana pemasar dapat mempromosikan barang
produksinya disitu tersebut.Berikut beberapa factor aspek Demografis dari
Individu Pengguna Internet
• Pengaruh Gender
Gender
dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan
jenis kelamin individu (seseorang) dan diarahkan pada peran sosial atau
identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender sebagai “seperangkat
peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan
perempuan, yang dikonstruksi secara sosial, dalam suatu masyarakat. Pengaruh
gender di internet pada umumnya wanita yang sering bermain dengan internet,
misalnya facebook, twitter dan lain-lain. Wanita selalu memposting lebih banyak
daripada pria, karena wanita terlalu sensitive pada apa yang sedang terjadi dan
sangat emosional. Pada pria lebih cenderung ke forum atau game online. Pria
juga senang berjam-jam untuk melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para
pria terpengaruh oleh fashion jaman sekarang.
Contohnya
dari Korea, bisa saja mereka membuat para pria mengenakan fashion itu, tetapi
dari sudut pandang wanita fashion itu tidak cocok untuk mereka yang pria
jantan, contohnya dari gaya rambut. Jaman sekarang para pria banyak yang
mengikuti gaya rambut dari negara luar, padahal gaya rambut itu membuat mereka
terlihat seperti wanita. Semakin berkembangnya internet dan globalisasi membuat
banyak yang pria seakan-akan menjadi wanita dan wanita seperti pria.
• Pengaruh Usia
Internet
juga membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu,
tidak hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga,
bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Sebenarnya internet memberikan fungsi secara berlawanan,
khususnya bagi anak-anak karena di satu sisi internet memberikan dampak positif
namun di sisi lain terdapat dampak negatifnya.
Jika
dilihat dari sisi positif,dunia internet sangat berarti bagi anak-anak karena
dengan internet anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa saja dari
situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu. Selain itu
manfaat lain dari internet adalah anak-anak bisa berlatih surat-menyurat dalam
bentuk email, saling berbincang atau berkomunikasi dengan yang lainnya dan bisa
menambah teman dari berbagai belahan dunia, juga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan semangat belajar pada anak misalnya dengan memanfaatkan software
yang menarik agar minat belajar anak tersebut menjadi tergugah.
Disamping
lain internet juga terdapat sisi negatifnya. Kebanyakan dari anak-anak memiliki
rasa ingin tahu dan penasaran yang sangat besar terhadap apa yang baru mereka
kenal atau temui. Bisa saja tanpa sengaja seorang anak membuka sebuah situs
orang dewasa yang tidak layak mereka lihat. tentunya itu dapat berakibat buruk
pada anak tersebut dan mungkin mempengaruhi perkembangannya. Selain itu dampak
negatif lain adalah, anak bisa kecanduan internet atau game online yang akan
membuat anak tersebut menjadi malas dan tidak mengenal waktu. Jadi seharusnya
anak-anak diberikan pengawasan dari orang tua dalam menggunakan internet,
sehingga anak dapat diarahkan ke-hal yang lebih positif dan dapat terhindar
dari dampak negatif.
Pemanfaatan
Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD
rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara
penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai
tingkat usianya.
• USIA 4 S/D 7 TAHUN Anak mulai tertarik untuk melakukan
eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting
untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua
harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh
dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal
tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan
sebuah direktori atau search engine khusus anak-anak.
• USIA 7 S/D 10 TAHUN Dalam masa ini, anak mulai mencari
informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana
faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada
apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan
Internet.
• USIA 10 S/D 12 TAHUN Pada masa pra-remaja ini, anak yang
membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk
mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan
hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Pada usia ini, sangatlah penting
untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak
semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana
belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
• USIA 12 S/D 14 TAHUN Inilah saat anak-anak mulai aktif
menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari
mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Masa ini merupakan masa
yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi
tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan
software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa
berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.
• USIA 14 S/D 17 TAHUN Masa ini adalah masa yang paling
menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang
remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan
pengalaman yang terbebas dari orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak
terlalu diperketat lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan
orangtua.
• Pengaruh Budaya
Keluar
masuknya kebudayaan – kebudayaan asing melalui media massa sebenarnya dapat
membentuk masyarakat yang majemuk, dinamis dan akhirnya membuat identitas
kebangsaan semakin kuat dan mengakar dalam benak masyarakat sehingga dapat
memperkaya kekayaan cultural suatu bangsa. Namun demikian proses pembetukan
identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai pada titik tertentu,
tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.
Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu
tidak dapat di jaga dan dilestarikan, dan pada akhirnya mengakibatkan identitas
global menguasai nilai – nilai identitas nasional itu sendiri.
Dalam
hal ini pengaruh media massa dalam penyebaran identitas sebuah bangsa dan
akhirnya membentuk identitas baru sangatlah kuat. Tanpa media cetak ataupun
elektronik niscaya persebaran identitas tidak akan sekuat saat ini. Mereka
memegang kunci bagi masuk serta keluarnya suatu kebudayaan. Karena media massa
adalah jalan bagi masuknya pengaruh dari luar maka media massa juga harus mampu
menjadi filter bagi masuknya pengaruh – pengaruh tersebut.
DAFTAR PUSTAKA :
https://worldalternativeenergy.wordpress.com/2013/11/09/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-intrapersonal-3-aspek-psikologis-dari-individu-pengguna-internet-dan-aspek-demografis-dari-individu-pengguna-internet/https://rofifahmalihah.wordpress.com/2014/11/05/311/
http://anisatriananda.blogspot.co.id/2014/11/tugas-softkil-ke-2-aspek-psikologis.html
http://alfidila01.blogspot.co.id/2014/10/aspek-psikologis-dan-individu-pengguna.html
0 comments