Psikologis dan internet dalam Lingkup Transpersonal
NAMA:SARAH DEWI ULI PASARIBU(17515854)
KELAS: 2PA11
Psikologis dan internet dalam Lingkup Transpersonal
A. Dampak Sosial dari Interaksi Manusia dan Internet.
Karena menurut penelitian, orang yang
sangat aktif di dunia maya akan membawa pengaruh buruk pada dunia sosial nya
seperti menjadi Anti sosial karena terlalu sibuk dengan media sosialnya.
kenyataan dan dunia maya nya berbeda. Dan itu bisa menjadi berbahaya bagi
kelangsungan hidupnya.
- Dampak pada perkembangan fisik
Interaksi remaja dengan internet
banyak mengurangi aktivitas gerak karena saat ini dalam beraktivitas para
remaja sudah banyak menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan
perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami
physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala
bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang dewasa
terhadap cahaya dan radiasi dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga
kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik.
- Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak
lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial.
Bila lingkungan sosial yang ada di
sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada
kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat
Sehingga individu harus mengembangkan
keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
- Dampak pada perkembangan inteligensi
Bahwa remaja yang menggunakan internet
secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam
rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) ,
dan “rasa kebingungan dalam identitas.” Selain itu internet juga berdampak pada
penalaran kritis karena hampir semua informasi telah Tersedia sehingga para
remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada
satu hal.
- Dampak pada perkembangan moral
Banyak kasus di Indonesia tentang
kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya
adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak
dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan remaja di Indonesia. Secara umum efek internet terhadap
perkembangan moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui
4 faktor utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet
B. Global Brain dan Peran Internet
- Global Brain
Global Brain merupakan konseptualisasi
dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh manusia di muka bumi ini secara
bersama-sama dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
menghubungkan mereka untuk menjadi cerdas, sehingga brain atau otak itu menjadi
sistem yang mengatur dirinya sendiri. Internet pun menjadi lebih cepat, lebih
cerdas, dan lebih menyeluruh, juga
semakin mengikat umat manusia bersama-sama ke dalam sistem pengolahan
informasi tunggal yang berfungsi seperti sistem saraf untuk planet Bumi.
Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau didistribusikan (tidak terpusat
atau lokal dalam setiap individu tertentu, organisasi atau sistem komputer).
Hal seperti ini bukan muncul dari jaringan dinamis interaksi antara
komponen-komponennya tetapi merupakan properti khas dari sistem adaptif yang
kompleks. (http://en.wikipedia.org/wiki/Global_brain , diakses pada 25 Januari
2014)
- Mediasi
Mediasi merupakan suatu upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan
pihak ketiga yang netral, dalam artian yang tidak memiliki kewenangan mengambil
keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai solusi yang
diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi juga
disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan anggota dari
sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan
pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin
memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider. Adapun
pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana
para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator
(seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa)
untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap efektif
dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak mediator
ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu mekanisme
menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat dan
diterapkan kepada berbagai kasus konflik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mediasi
, diakses pada 25 Januari 2014)
- Model atau Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang
dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian, consciousness
muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur
kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai
mengenal manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses
diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego
berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang
bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau
karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan
menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan
memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.
- Model atau Kondisi Collective Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut
juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang paling kontroversial;
suatu sistem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada
kasus-kasus patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung,
evolusi makhluk (manusia) memberi cetak biru bukan hanya mengenai fisik/tubuh
tetapi juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah gudang ingatan laten
yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam wujud manusia maupun leluhur
pramanusia/binatang (ingat teori evolusi Darwin). Ingatan yang diwariskan
adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas generasi.
Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik, tetapi
lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi untuk
memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan
dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego, taksadar
pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari pengalaman
secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif yang menyeleksi dan
mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan taksadar kolektif
sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah dilupakan/diabaikan.,
dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah. Mengabaikan taksadar
dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi
menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan psikologis. Isi utama
dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul ke kesadaran dalam
wujud simbolisasi. (Alwisol:2004)
Setelah beberapa istilah telah
dijelaskan sebelumnya, saya berpendapat bahwa peran internet sebagai mediasi
memang dapat membuat terbentuknya model/kondisi consciousness ataupun
unconsciousness. Karena mediasi memiliki arti sebagai penengah yang menengahi
permasalahan anatara kedua belah pihak, jadi jika dikaitkan dengan teori dari
Jung yang menyatakan bahwa diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sehingga ego
disini memiliki peran sebagai mediasi atau penengah dari struktur kepribadian
id dan super ego. Id merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan
prinsip kesenangan, sedangkan super ego merupakan struktur kepribadian yang
berperan berdasarkan prinsip moralitas dan idealis. Ketika internet sudah
sangat menjamur di jaman ini dan memang memiliki peran cukup berpengaruh dalam
kehidupan kita sehari-hari sebagai sumber informasi ataupun media untuk
berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial, faktanya ketergantungan
terhadap dunia internet membuat seseorang menjadi lupa diri. Seseorang
cenderung mengutamakan kepuasan dirinya yaitu Id dibandingkan realita yang
seharusnya dia dapat lebih bijak menggunakan super egonya. Karena itulah disini
sangat dibutuhkan peran ego untuk menengahi segala permasalahan yang ada, yang
ia hadapi dalam kebijakan menggunakan internet itu sendiri. Namun memang tak
dapat dipungkiri bahwa dari sisi positif yang telah banyak memberikan informasi
atau wawasan baru bagi penggunanya membuat pengguna memiliki lebih banyak
informasi yang kemudian dari informasi yang ia dapatkan tersebut ia
realisasikan pada kehidupan sehari-harinya sehingga terbentuklah pengalaman
yang mendorong collective unconsciousness orang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA :
http://dhiyadhey.blogspot.co.id/2014/01/dampak-sosial-dari-interaksi-manusia.html
https://melanisitmel.wordpress.com/2014/01/25/global-brain-dan-peran-internet/
0 comments